Jakarta - Omzet penjualan burung kicau di Banda Aceh
menurun drastis sejak booming giok dan akik melanda tanah air. Jika
sebelumnya para penjual burung mampu meraup Rp 10 juta dalam sehari,
kini hanya Rp 3 juta.
Seorang penjual burung kicau di Banda
Aceh, Ismail, mengatakan, sejak demam batu melanda, ia terpaksa
membanting harga burung kicau yang dijualnya. Burung jenis kacer yang
biasa dijual Rp 500 ribu perekor kini hanya dijual setengah harga yaitu
Rp 250 ribu.
"Terpaksa banting harga karena tidak banyak lagi
pecinta burung," kata Ismail saat ditemui di tokonya di kawasan
Keutapang, Banda Aceh, Sabtu (14/3/2015).
Ismail yakin para
pecinta burung akan kembali ke hobi semula setelah demam batu akik reda.
"Sekarang penggila batu mulai menurun, nanti mereka yang hobi burung
pasti akan kembali ke hobinya," jelasnya.
Sementara seorang
penjual burung lainnya, Ahmad, mengaku, omzet tokonya menurun drastis
sejak booming batu di tanah air. Toko Ahmad Jaya miliknya yang terletak
di kawasan Neusu, Banda Aceh menjual burung kicau dan makanan ternak.
"Kalau biasanya dalam sehari laku Rp 7 juta hingga Rp 10 juta, sekarang hanya Rp 3 juta," kata Ahmad.
Seiring
booming batu, kontes burung yang dulunya sering digelar kini mulai
jarang dilaksanakan. Rata-rata pembeli yang datang ke toko Ahmad hanya
untuk membeli makanan burung saja.
sumber : http://news.detik.com/read/2015/03/14/170904/2858871/10/di-aceh-booming-giok-berimbas-pada-terhempasnya-harga-burung-kicau?9922022
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar